https://www.profitableratecpm.com/ws23asii8?key=90c867c33350e967f69222306f651ab7

Senin, 20 November 2023

Penyebab mastitis dan cara mencegah


Apa itu mastitis? Ada beberapa faktor resiko yang dapat memicu terjadinya mastitis, contoh lain: Kebiasaan
Kebiasaan merokok. Kandungan yang beracun terhadap rokok dapat merusak jaringan payudara sehingga memicu kondisi ini.
Iritasi pada puting. Hal ini dapat terjadi akibat piercing sehingga penyakit kulit, semacam eczema.
Memiliki implan payudara.
Salah mencabut atau mencabut bulu halus di sekitar dada.
Waktu memerah susu selama menyusui berkurang.
Selain itu, terdapat kelompok yang berisiko terkena mastitis, yaitu ibu menyusui. 4.444 orang mengalami luka di bagian puting dan dada.
Menyusui hanya dengan satu payudara. 4.444 wanita mengenakan pakaian dalam (bra) yang terlalu ketat.
memiliki riwayat mastitis.
Lelah.

Gejala Mastitis
Gejala mastitis berbeda-beda pada setiap wanita. Namun mastitis umumnya menyebabkan pembengkakan payudara. Bagaimana sakitnya mastitis? Gejala lain yang harus diperhatikan adalah: Payudara bengkak.
Dadaku terasa hangat.
Benjolan keras di payudara.
Kulit dada menjadi kemerahan.
Nyeri dari bagian payudara hingga bawah ketiak.
Luka atau iritasi pada bagian puting.
Demam.
Nyeri sendi.
Kelelahan.

Gejala-gejala ini sebaiknya tidak diabaikan. Silakan segera ke rumah sakit dan mendapat perawatan. Pelajari perbedaan kanker payudara dan mastitis pada artikel ini: Apa perbedaan gejala kanker payudara dan mastitis? Cara mendiagnosis mastitis
Ada berbagai cara yang dapat dilakukan dokter untuk mendiagnosis mastitis, antara lain: Anda dapat menggunakan. 1. Mencatat Riwayat Kesehatan
Untuk mendiagnosis kondisi ini, dokter biasanya menanyakan riwayat kesehatan ibu. Selama menyusui, dokter akan menanyakan apakah Anda memiliki masalah kesehatan. Untuk itu, ibu perlu mengwtahui beberapa keluhan kesehatan yang terkait terhadap kondisi mastitis. 2. Pemeriksaan fisik
Selain melakukan wawancara medis, dokter juga dapat melakukan pemeriksaan terhadap fisik. Dokter dapat memastikan keluhan kesehatan terkait dengan mastitis yang sedang kamu alami.
Namun, jika subjeknya adalah pria atau wanita yang tidak menyusui, dokter dapat melakukan tes tambahan. Tujuannya adalah untuk memastikan penghapusan penyakit berbahaya. Dapat dilakukan mamografi atau USG payudara. Biopsi sampel cairan tubuh, abses, atau jaringan dari area keluhan. Selain itu, dokter mungkin menyarankan pasien mastitis untuk menjalani pemeriksaan laboratorium. Dokter biasanya mengambil sampel cairan atau jaringan tubuh untuk melanjutkan pengujian.

Proses menyusui merupakan salah satu momen yang dialami seorang ibu setelah melahirkan seorang anak. Menyusui juga merupakan proses yang memperkuat ikatan emosional antara ibu dan anak.


Namun, berbagai masalah kesehatan dapat menghambat kelancaran proses menyusui. Salah satu contohnya adalah mastitis.


Apa itu mastitis dan apa penyebabnya? Mastitis adalah peradangan pada payudara yang terjadi saat ibu sedang menyusui. Jika tidak ditangani dengan baik, penyakit ini dapat memicu infeksi dan menimbulkan rasa tidak nyaman serta nyeri saat menyusui.


Mastitis adalah penyakit umum yang berhubungan dengan menyusui. Biasanya, kondisi ini bisa terjadi pada 1 hingga 3 bulan pertama masa menyusui.


Meski identik dengan penyakit ibu menyusui, ternyata penyakit mastitis bisa menyerang siapa saja, termasuk laki-laki. Namun, hal ini sangat jarang terjadi pada pria.



Penyebab Mastitis

Penyebab mastitis paling sering terjadi pada ibu menyusui, namun mastitis juga dapat terjadi pada wanita yang tidak menyusui.


Berikut penyebab mastitis yang perlu Anda ketahui:


1. Untuk Ibu Menyusui

Di bawah ini beberapa penyebab mastitis pada ibu menyusui.


Sekresi ASI berlebihan.

Stenosis saluran susu.

Posisi mulut bayi salah saat menyusu.

Aku menyusui hanya dengan satu payudara.

Proses menyusui belum selesai atau payudara belum kosong.

Putingku sakit.

2. Pada kelompok orang yang tidak menyusui

Selain ibu menyusui, mastitis juga dapat dialami oleh pria atau wanita yang sedang tidak menyusui. Namun, meskipun begitu, risiko ini sangat kecil terjadi pada kelompok tersebut. Beberapa faktor pemicunya, seperti:


Cedera payudara.

Terkena infeksi bakteri di karenakan adanya luka terbuka terhadap area payudara.

Memiliki imun tubuh yang rendah.

Melakukan tindikan pada bagian payudara atau puting.

Lalu, apakah implan payudara dapat memicu mastitis terhadap kelompok yang tidak menyusui? Faktor ini bisa terjadi, tetapi sangatlah kecil kemungkinannya.


Faktor Risiko Mastitis


3. Tes tambahan Dapat dilakukan mamografi atau USG payudara. Biopsi sampel cairan tubuh, abses, atau jaringan dari area keluhan. Selain itu, dokter mungkin menyarankan pasien mastitis untuk menjalani pemeriksaan laboratorium. Dokter biasanya mengambil sampel cairan atau jaringan tubuh untuk melanjutkan pengujian. Cara Mengobati Mastitis Anda perlu mengetahui cara mengobati mastitis yang benar. Apa yang harus saya lakukan jika terjadi mastitis? Pengobatan terbaik untuk mastitis adalah dengan mengurangi peradangan dan mencegah infeksi pada ambing. Untuk meningkatkan kesehatan Anda, berhati-hatilah untuk tidak memijat payudara Anda secara sembarangan atau memberikan kompres panas. Perawatan dapat mencakup: 1. Ikuti proses menyusui yang benar. Bagi ibu menyusui, pemberian ASI pada minggu pertama kehidupannya merupakan solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut. Untuk meredakan nyeri, ibu dapat memberikan kompres dingin pada payudara sebelum menyusui. Segera setelah menyusui, ibu juga dapat memeras ASI dengan menggunakan pompa payudara steril. Untuk mengurangi risiko peradangan, tingkatkan frekuensi pompa Anda. 2. Kompres payudara dengan air dingin. Mastitis menyebabkan pembengkakan dan peradangan pada payudara sehingga menimbulkan nyeri. Untuk meringankan ketidaknyamanan ini, berikan kompres dingin ke dada Anda. Anda bisa menggunakan kain yang sudah disterilkan dan didinginkan, atau Anda bisa menggunakan bahan tradisional seperti kubis dingin. Kompres payudara yang sakit selama 20 menit tiga kali sehari. Menurunkan suhu mengurangi peradangan dan pembengkakan, sehingga mengurangi rasa sakit. 3. Mengonsumsi obat-obatan Namun bila gejalanya berat, diperlukan penanganan medis sebagai berikut. Antibiotik. Obat ini dapat mengatasi mastitis akibat infeksi bakteri. Selalu konsumsi antibiotik sesuai anjuran dan resep dokter. Ibuprofen. Obat ini mengurangi demam, nyeri, dan bengkak yang berhubungan dengan mastitis. Asetaminofen. Obat ini juga dapat digunakan untuk menghilangkan rasa sakit dan menurunkan demam. 4. Pastikan tubuh terhidrasi dengan baik. Selama mastitis, ibu hamil harus minum cukup air agar tubuhnya tetap terhidrasi dengan baik. Cairan tubuh yang cukup memungkinkan pemberian ASI lebih optimal. Selama proses menyusui ini, mungkin terjadi penyumbatan atau penumpukan ASI pada saluran susu di dalam payudara. Hal ini dapat memperbaiki gejala. 5. Cara Lain Mengatasi Mastitis Anda juga bisa melakukan cara sederhana lainnya di rumah seperti: Kenakan pakaian dalam (bra) yang longgar dan nyaman. Memenuhi kebutuhan istirahat. Mengonsumsi makanan bergizi yang bervariasi, terutama vitamin C.


Komplikasi Mastitis Apakah penyakit mastitis itu berbahaya? Gangguan yang tidak diatasi bisa memicu berbagai macam komplikasi terhadap kesehatan, seperti: 1. Abses payudara Jika kondisi ini tidak segera diatasi, maka infeksi dapat berkembang menjadi abses. Abses payudara adalah kantung yang berisi nanah di dalam jaringan payudara yang dapat menyebabkan rasa nyeri, pembengkakan, dan peradangan yang parah. 2. Infeksi Darah (Sepsis) Bila infeksi menyebar dari dada ke aliran darah, maka dapat menyebabkan kondisi serius yang disebut sepsis. Sepsis adalah kondisi yang mengancam jiwa yang memerlukan pengobatan segera. 3. Gangguan Laktasi Kondisi ini dapat mempengaruhi produksi dan aliran ASI serta menyulitkan ibu menyusui untuk menyusui. Payudara nyeri dan bengkak dapat membuat proses menyusui menjadi tidak nyaman. 4. Ektasia duktal 

Mastitis kronis atau berulang dapat menyebabkan ektasia duktal, yaitu saluran susu yang membawa susu menyempit dan melebar. Hal ini dapat menyebabkan nyeri dan keluarnya cairan dari puting. 5. Pembentukan Fistula Dalam kasus yang jarang terjadi, jika abses payudara tidak diobati, dapat terbentuk fistula, yaitu hubungan abnormal antara saluran susu dan kulit atau jaringan di sekitarnya. 6. Gangguan psikologis Kondisi ini dapat menyebabkan stres, kecemasan, atau depresi pada ibu menyusui karena rasa sakit dan ketidaknyamanan yang dialami. Cara Mencegah Mastitis Ada beberapa cara untuk mencegah mastitis terhadap ibu hamil, antara lain: Menjaga kebersihan area payudara dan puting. terutama ibu menyusui, tingkatkan frekuensi pumping dan menyusui. Pastikan ibu menjalankan proses menyusui yang tepat. Pastikan bayi Anda menyusu dengan posisi menggendong yang benar. Pastikan Anda berada pada posisi yang nyaman saat menyusui. Tingkatkan asupan cairan Anda. Jangan menunda pemberian ASI atau pemompaan. Selalu mengosongkan payudara setelah menyusui. Cobalah menyusui pada minggu pertama. Simak cara mencegah mastitis lainnya di artikel ini: Moms, 10 cara efektif mencegah mastitis saat menyusui. Kapan saya harus ke dokter Mastitis biasanya membaik dalam waktu 10 sampai 14 hari. Namun jika gejala kesehatan Anda tidak kunjung membaik, sebaiknya segera pergi ke penyedia layanan kesehatan atau rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kesehatan anak

10 Cara menerapkan feedeng rules

Pengertian feeding rules  Aturan Gizi merupakan aturan dasar yang dikembangkan oleh IDAI untuk gizi yang baik pada anak pasca pemberian ASI ...

KESEHATAN ANAK