https://www.profitableratecpm.com/ws23asii8?key=90c867c33350e967f69222306f651ab7

Rabu, 22 November 2023

10 Cara menerapkan feedeng rules


Pengertian feeding rules 

Aturan Gizi merupakan aturan dasar yang dikembangkan oleh IDAI untuk gizi yang baik pada anak pasca pemberian ASI eksklusif. 

Kenapa hal ini penting, karena memberi makan pada anak bukan sekedar memasukkan makanan dari sendok ke mulutnya dan memastikan dia kenyang. 

Bayi sebenarnya banyak belajar saat dikenalkan dengan MPASI. Anak belajar mengenali tekstur dan rasa makanan,  mengunyah dan menelan,  meraih dan menahan makanan, serta mengatur rasa lapar dan kenyang. 

Idealnya, aturan gizi sudah mulai Anda terapkan pada usia 6 bulan agar anak Anda terbiasa dengan jadwal makan yang teratur dan kebiasaan makan yang positif seiring bertambahnya usia. 


Cara Menerapkan Aturan Menyusui Saat Menyusui Anak Anda 

Ada tiga prinsip dasar yang perlu dipahami para ibu tentang aturan pemberian makan untuk memastikan pemberian makan yang lancar dan optimal pada anak kecilnya. Itu jadwalnya, lingkungannya, prosedurnya. 

Ketiga prinsip dasar ini diadopsi IDAI dari jurnal penelitian berjudul “Infant and Toddler Feeding Problems” karya Bonnin & Claude. 


Cara penggunaan untuk memperlancar rutinitas  makan anak Anda secara dramatis: 


1. Membuat Jadwal Teratur 

Jika Anda memberikan MPASI pada anak Anda, kami sangat menyarankan untuk membuat jadwal pemberian makan yang teratur dan tepat waktu. 

Saat memulai MPASI, anak Anda belum sepenuhnya memahami mengapa ia harus makan. Oleh karena itu, dengan membuat rencana makan yang sistematis, si kecil akan mulai memahami bahwa ia perlu makan dan juga  belajar mengenali perasaan kenyang dan lapar. 

Hal ini juga disebabkan karena jadwal pemberian makan tergantung pada waktu pengosongan anak Anda. Rata-rata waktu perut untuk mengosongkan 50% adalah 100 menit untuk makanan padat dan 75 menit  untuk makanan cair. 

Oleh karena itu, anak cenderung menolak makan jika perutnya tidak kosong, misalnya saat waktu makan utama dan camilan terlalu berdekatan. 

Oleh karena itu sebaiknya ibu membuat jadwal makan yang teratur agar lama kelamaan anak kecil paham kapan harus makan. 


2. Batasi Waktu Makan  30 Menit atau Kurang 

Mungkin Anda sudah lama tidak mengalami masalah makan selama ini, Anda mungkin pernah berpikir seperti itu. Makanan di piring Anda sudah siap dan si kecil sudah kenyang. 

Namun, jika Anda memaksa anak Anda untuk berhenti makan dalam waktu lama, justru mereka akan semakin sulit makan, bahkan mungkin mereka akan menutup mulut sebagai bentuk protes (GTM). 

Oleh karena itu, IDAI menganjurkan agar Anda tidak menyesuaikan diri dengan makanan lebih dari 30 menit. Jika anak Anda tampaknya tidak nafsu makan setelah 30 menit, lebih baik lepaskan piringnya tanpa melanjutkan. 

Karena saat ini bayi sebenarnya  sudah merasa kenyang (ingat, alasan utama anak mau makan adalah karena lapar ya, Bu). Jika Anda memaksa anak Anda makan, mereka tidak akan mau makan. 


3. Jangan memberikan camilan tepat sebelum makan. 

Jangan sekali-kali memberikan makanan ringan pada waktu makan  utama, kecuali air  untuk batuk. Para ibu hendaknya menghindari mengganggu anak mereka saat makan. Anda mungkin merasa kenyang sebelum menyelesaikan makanan utama Anda. 


4. Jangan Paksa Anak Berhenti Makan 

. Kebanyakan anak memang picky eater, tapi itu bukan alasan bagi seorang ibu untuk memaksa anaknya makan.  Ibu bisa terus mengenalkan berbagai jenis makanan baru pada anak dibandingkan memaksanya untuk makan. 

Moms, anak perlu dikenalkan  makanan baru rata-rata 10 hingga 15 kali. Hanya dengan begitu mereka akan ingin memakannya dengan baik. 

Memaksa anak mengonsumsi makanan tertentu justru bisa membuat mereka trauma dan membuat mereka tidak mau menyentuh makanan tersebut sama sekali hingga  dewasa. 

Jika anak Anda menunjukkan tanda-tanda tidak ingin makan, seperti menutup mulut, membuang muka, menangis, atau memainkan makanannya, jangan paksa dia untuk makan lagi. 

Ibu dapat menunggu hingga 10-15 menit sebelum kembali memberikan makanan dengan nada lembut. Hindari menggunakan nada persuasif atau memaksa saat menawarkan makanan.

Nada persuasif dapat membuat anak tidak mengenali lapar dan kenyang, sedangkan paksaan dapat membuat anak trauma dan menyebabkan mereka menolak makan. 

Kalau kamu menghidangkannya lagi dan masih tidak mau memakannya, kamu sebenarnya sudah makan kentangnya, jadi kamu bisa langsung mengambil piringnya. 

Baca Juga: Cara Menerapkan Pemberian Makan Responsif untuk Membantu Anak Menikmati Makannya 


5. Hilangkan Gangguan Saat Makan 

Ibu sebaiknya menghindari gangguan saat makan, seperti mainan atau TV, dan perlu menyingkirkan segala macam benda yang dapat mengganggu aktivitas makan. dapat mengganggu konsentrasi bayi. , smartphone, dll. 

Makan sambil menonton film favorit atau bermain mainan memang bisa menenangkan anak, namun ibu harus siap menghadapi konsekuensi negatifnya, seperti makan. 

Mengonsumsi camilan bisa membuat anak lebih cepat merasa kenyang, atau bisa jadi bosan karena terlalu lama makannya. Kalau anak makan dengan makanan di gendongannya, bisa sampai satu jam sampai selesai makannya, Bu. Di bawah pengaruhnya, makanan di piringnya sering kali tertinggal di sana. 


6. Jangan biasakan memberi makanan sebagai balasannya 

``Satu gigitan lagi ya?'' Jika kamu makan satu sayur  lagi, ibumu akan memberimu permen sebagai hadiahnya. 

Tahukah kamu kata-kata di atas? Kalau begitu, sebaiknya segera hentikan proses negosiasi saat pembagian makanan  ya, Bu. 

Trik ini mungkin berhasil dalam jangka pendek. Namun dalam jangka panjang, trik ini justru berujung pada kebiasaan makan yang buruk. 

Pertama, pemberian makanan dapat memberikan kesan bahwa jajanan apa pun lebih berharga daripada makanan utama. 

Kedua, hal ini menimbulkan perebutan kekuasaan antara anak kecil dan ibunya. Si kecil mungkin tidak akan mau makan kecuali sudah mendapatkan camilan yang diinginkannya. 

Ketiga, menggunakan makanan sebagai hadiah dapat merusak rencana makanmu. Anak-anak mempunyai kebebasan untuk makan kapan pun mereka mau. Artinya, Anda tidak akan merasa lapar saat waktu makan utama tiba.


7. Sajikan makanan dalam porsi  kecil  Seorang ibu mungkin ingin anaknya makan banyak agar sehat.

Namun, memberikan makanan terlalu banyak justru bisa membuat anak kecil takut dan enggan makan.  Sajikan makanannya sedikit demi sedikit, Bu. Jika anak Anda masih  lapar, Anda bisa memberinya tambahan. Oleh karena itu, jika Anda baru memulai MPASI, mulailah dengan memberikan  2-3 sendok makan setiap kali makan. Anda bisa meningkatkannya secara bertahap seiring pertumbuhannya. Ibu dianjurkan untuk memberikan makanan padat terlebih dahulu, kemudian makanan cair, dan terakhir minum. Sebab jika awalnya minum terlalu banyak, anak akan cepat kenyang. Kecuali jika anak benar-benar terpaksa minum karena sulit tersedak atau menelan, Bu. 


8. Mendorong Anak  Makan Sendiri Hal pertama yang dipelajari anak saat makan sendiri adalah

mengenali rasa lapar dan kenyang. Mengetahui kedua emosi ini akan membantu anak Anda berhenti  ketika sudah  kenyang dan meminta lebih banyak saat masih  lapar. 


9. Jangan menyeka mulut anak sebelum makan. Apakah mulut anak anda kotor saat makan?

Tidak apa-apa bu, diamkan saja  sampai anak selesai makan. Saat anak Anda makan, mereka sebenarnya  melatih keterampilan motorik lisannya. Jika ibu selalu menyeka mulut anak setelah digigit atau setiap kali mulut tampak kotor, maka anak tidak akan merasakan masih ada sisa makanan  di sekitar bibirnya. Anak Anda tidak akan mencoba  menjilat bagian luar bibir atasnya dengan lidahnya karena tidak akan membuat mereka iritasi. Ini berarti anak Anda kehilangan kesempatan untuk melatih keterampilan motorik mulut, koordinasi, dan jangkauan gerakan mulut. Selain itu Bu, kalau terlalu sering menyeka mulut anak, dia bisa cepat iritasi atau geli dengan tekstur yang asing seperti lembut, basah, atau berpasir. Ibu sebaiknya membersihkan mulut dan tangan anaknya hanya jika gejalanya mengganggu keselamatan anak. Misalnya, sisa makanan bisa menyebabkan tersedak atau bersentuhan dengan anak kecil.


Cara mengatasi GTM pada anak


Apa itu gtm (gerakan tutup mulut) ?

 Gerakan menutup mulut atau GTM sering diartikan sebagai kesulitan makan. Hal ini hampir sama dengan picky eater, yaitu kelainan makan. GTM biasanya terjadi pada anak sejak  bayi (usia 6 bulan, memasuki masa MPASI) dan bisa juga terjadi pada anak kecil. Bayi yang pernah mengalami GTM, terutama  bayi usia 6 bulan yang baru  memasuki tahap MPASI, cenderung lebih khawatir. Penyebab GTM pada Anak Ada banyak faktor penyebab GTM pada anak  yang banyak orang tua tidak menyadarinya. 

1. Bayi Anda belum terbiasa dengan makanan selain ASI. Beberapa bayi menganggap makanannya berbeda dengan ASI yang biasa mereka minum karena perbedaan konsistensi. Selain itu, hingga usia 6 bulan, bayi menelan makanan (ASI) dengan cara dihisap. Menu MPASI memerlukan makanan yang berbeda-beda dan memerlukan waktu agar bayi Anda terbiasa. 

2. Masih penuh. Akibat rasa kenyang, anak enggan  makan dan mulutnya tersumbat. Oleh karena itu, jangan paksa anak Anda untuk makan. 

3. Merasa sakit atau  tidak sehat. Gejala ketidaknyamanan juga dapat mempengaruhi GTM anak Anda, seperti: B. Demam, mengantuk, tumbuh gigi, popok berisi urin atau feses, dll. Ketidaknyamanan ini mempengaruhi nafsu makan bayi Anda dan akhirnya GTM. Begitu juga rasa sakit. Pada orang dewasa, penyakit seringkali menyebabkan hilangnya nafsu makan, namun hal ini juga berlaku pada bayi dan anak kecil. 

4. Preferensi Tekstur  Beberapa bayi lebih menyukai bubur dan bubur, jadi jika Anda memberi mereka makanan ringan atau nasi lunak, mereka akan masuk ke GTM. GTM bisa terjadi pada bayi yang diberi makanan puree karena  lebih menyukai finger food. 

5. Saya memiliki kebiasaan makan yang tidak teratur. Seringkali rasa makanan begitu kuat sehingga terdapat kerikil kecil dan bahkan cangkang biji-bijian. Hal ini menyebabkan anak merasa cemas dan akhirnya melakukan GTM. 

6.  Lingkungan yang kurang baik Lingkungan yang kurang baik dapat menyebabkan anak menjadi enggan makan. Beberapa anak menjadi bingung ketika mendengar suara  keras, banyak orang, atau sesuatu yang mengganggu nafsu makannya. Temukan suasana makan  yang membuat anak Anda merasa nyaman saat makan. 

7. Bayi merasa stres. GTM juga bisa disebabkan oleh ketidaksabaran dan emosi orang tua serta pengasuh yang memberi makan anaknya. Ketika anak merasa stres, hal itu dapat memengaruhi suasana hatinya. Saya memilih GTM karena bayi saya sedang tidak enak badan. 

Cara efektif mengelola GTM anak Anda 

1. Atur waktu makan. Tempatkan makanan Anda dengan tepat. Hindari memberikan ASI atau susu formula di dekat sarapan, makan  siang, atau makan malam. 

2. Pastikan bayi Anda merasa nyaman. Bayi seringkali menderita GTM karena gejala yang  tidak menyenangkan. Jika urine menumpuk di popok, segera ganti dengan popok  baru. Cobalah untuk menciptakan kesenangan dan kenyamanan sebanyak mungkin selama makan. 

3. Buatlah rencana makan untuk anak Anda. Anak sebaiknya makan setiap 3 sampai 4 jam, artinya 3 kali makan, 2 kali snack, dan banyak minum. Merencanakan makanan anak Anda akan membantu mereka makan makanan yang lebih seimbang dan  tidak terlalu pilih-pilih. 

4. Ikuti keinginan anak Anda dari waktu ke waktu. Dalam beberapa kasus, Anda juga bisa memberi anak Anda sosis atau nugget ayam untuk menambah nafsu makannya. Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan nutrisi adalah dengan menyiapkan menu sup wortel dengan tambahan sosis atau bakso. 

5. Perkenalkan makanan baru secara perlahan. Jika anak Anda menolak makan, jangan menyerah. Coba tawarkan kembali makanan yang sebelumnya ditolak. Perkenalkan makanan baru secara perlahan. Dengan cara ini, anak membutuhkan waktu untuk menerima  makanan yang ditawarkan dan mengembangkan nafsu makannya. 

6. Kami menawarkan berbagai macam menu. Beragam menu kami sediakan setiap harinya. Manfaatkan Internet untuk  referensi menu makanan bayi dan inspirasi resep  sehat . Pastikan juga untuk memasukkan makanan favorit anak Anda untuk merangsang nafsu makannya. 

7. Jadikan waktu makan menyenangkan bagi anak Anda. Jadikan makanan anak Anda terlihat menarik dengan menatanya dalam bentuk yang menyenangkan dan penuh warna. Potong makanan padat menjadi potongan-potongan kecil yang mudah dimakan sendiri oleh anak Anda. 

8. Tambahkan saus celup ke makan malam sayur Anda. Solusi bagi anak yang kesulitan makan sayur adalah dengan membuatkan bumbu dan saus celup untuknya. Nikmati wortel atau brokoli yang diiris tipis dengan  saus salad. Anak-anak mungkin lebih menyukai saus lain seperti saus tomat atau yogurt. Jadikan saus dan bumbu lebih sehat menggunakan bahan-bahan segar yang disiapkan di rumah. 

9. Tawarkan camilan berkalori tinggi. Camilan bisa menjadi pengganti makanan berat yang mungkin enggan dimakan anak Anda. Meski anak tidak makan nasi, ia tetap akan membakar kalori untuk menambah energi. 

10. Berikan suplemen nutrisi. Salah satu cara mengatasi anak sulit makan adalah dengan memberikan suplemen nutrisi. Tidak perlu khawatir anak Anda ragu untuk mengonsumsi suplemen, karena suplemen tersedia dalam berbagai varian rasa yang disukai anak, seperti rasa buah-buahan. 

11. Ajak anak makan bersama. Tidak mempunyai “teman” untuk makan juga dapat mempengaruhi mood anak terhadap makanan. Oleh karena itu, usahakan makan bersama anak Anda. Cara ini tidak hanya menjadi solusi bagi anak yang sulit makan, namun juga efektif  mempererat hubungan orang tua dan anak. 

12. Pujian: Kasih sayang dan penghargaan yang ditunjukkan orang tua kepada anak-anaknya dapat membuat mereka bahagia dan terlibat, bahkan pada waktu makan. 

13. Keterlibatan orang tua: Ibu dan ayah dapat bekerja sama untuk mendorong anak agar makan dengan hati-hati. Anda dan pasangan sebaiknya mengunjungi dokter spesialis anak tanpa ragu untuk mencari solusi yang tepat dalam menangani anak sulit makan. 

14. Bersabarlah. Berbagai upaya mengatasi GTM bisa gagal jika Anda tidak memiliki kesabaran saat menyusui anak Anda. Oleh karena itu,  kesabaran juga menjadi salah satu cara menghadapi anak GTM. 

Selasa, 21 November 2023

11 cara melatih anak agar cepat berjalan yang efektif

Pada usia berapa seorang anak dapat belajar berjalan?

Anak-anak pada umumnya mulai belajar berdiri dan berjalan dengan bebas (tanpa berpegangan) pada usia sekitar 10 bulan.
Bayi kemudian mulai menunjukkan kemampuan berjalan yang baik sekitar usia 11 hingga 15 bulan.
Pada kelompok usia ini, anak selalu dapat mengambil langkah pertama secara mandiri, yakni tanpa bantuan orang tua.
Pada usia 12 hingga 18 bulan, anak Anda sudah bisa berjalan mandiri.
Namun penting juga untuk dipahami bahwa setiap anak mulai belajar berjalan pada waktu yang berbeda.
Beberapa anak mulai berlari lebih awal atau lebih lambat dari biasanya.
Ada anak yang sudah bisa berjalan lancar sejak usia 14 bulan, ada pula yang baru bisa berjalan pada usia 17 bulan.
Saat anak sudah siap belajar berjalan, tanda-tanda berikut ini biasa terjadi: Aku mempunyai keinginan untuk berdiri.
Aku sering berjalan sambil berpegangan pada benda di sekitarku.
Seperti furnitur.
Aku akan mengambil langkah.
Mencoba bertahan dan menyendiri.
Bagaimana cara mengajar anak berjalan cepat Proses belajar berjalan merupakan suatu momen yang istimewa baik bagi anak kecil itu sendiri maupun bagi orang tua yang memperhatikan langkah pertamanya.
Terlebih, kemampuan berjalan juga dapat menandakan keterampilan motorik kasarnya mengalami perkembangan yang baik.
Berikut adalah beberapa cara melatih anak agar cepat jalan yang dapat Bunda dan Ayah terapkan di rumah ketika si Kecil sudah siap:
1.Bantu Anak Berdiri
Salah satu cara melatih anak agar cepat jalan adalah dengan membantunya berdiri tegak.
Bunda dapat membiasakan si Kecil berdiri tanpa goyah serta terbiasa bangun dan bangkit berdiri dari duduk dengan sangat lancar, juga untuk bisa duduk dari berdiri tanpa terjatuh.
Caranya, posisikan tubuh Bunda berlutut berhadapan dengan si Kecil , rentangkan tangan Bunda dan di pegang kedua tangannya.
Bantu si kecil untuk berdiri tegak dan menjejakkan kedua telapak kakinya dengan benar tanpa bantuan beberapa detik.
Bunda juga dapat membantu si Kecil agar duduk saat dia sedang di dalam posisi berbaring telentang dengan cara menarik kedua tangan lalu mendudukkannya.
Saat anak ingin kembali duduk, ajari dia bagaimana menekuk lutut dan untuk kembali ke posisi duduk.
Menekuk lutut akan membantu si Kecil berpindah posisi dengan aman dan terhindar dari risiko terpeleset atau jatuh saat ia mulai bisa belajar berjalan.
Bila anak jatuh duduk, tidak masalah, kok, Bun.
Teruslah mendorong dan memuji keberhasilan anak Anda untuk memotivasi dia belajar mandiri.
Si ibu juga bisa berkata, “Ayo nak, semangat lagi, 1 , 2 , 3 !
Alternatifnya, ibu bisa menyemangatinya dengan suara keras, seperti, ``Ayo bangun dan temani ibu!
'' Setelah tahap ini, anak siap berjalan mandiri dan anak siap berjalan mandiri.
Anda bisa pegang tangan mereka dan mulai berjalan.
Setelah pelatihan gaya berjalan, anak Anda mungkin memerlukan bantuan Anda untuk duduk kembali.
Oleh karena itu, ibu dapat menopang anaknya agar dapat duduk tanpa terjatuh saat lutut ditekuk.
2.Membantu Anak Berjalan dengan merambat
Cara selanjutnya agar anak bisa berlari /berjalan lebih cepat adalah dengan mengajak mereka berjalan bersama dalam merambat.
Ibu dapat menempatkan anak kecil di sudut tempat tidur yang terlindungi.
Ajari anak Anda untuk berpegangan pada tepi tempat tidur, meja, atau sofa dan berjalan di sepanjang tepi tersebut.
Selalu berdiri di dekatnya jika anak Anda tersandung atau jatuh.
Alternatifnya, Anda dapat menghadap anak Anda, memegang tangannya, dan membantunya berjalan ke arah Anda.

3. Biarkan anak Anda berjalan tanpa alas kaki.
Pada hari-hari pertama ketika dia mulai belajar berjalan, dia sebenarnya tidak perlu memakai alas kaki seperti sepatu atau sandal sampai dia bisa berjalan mandiri. Oleh karena itu, biarkan anak Anda bermain tanpa alas kaki sesering mungkin untuk meningkatkan keseimbangan dan koordinasi tubuhnya. Hal ini memungkinkan dia mengatur waktu langkahnya dengan lebih tepat dan meningkatkan koordinasi antar kedua kakinya. 4. Latihan Naik Turun Jika anak Anda sudah pandai berjalan di permukaan datar, sebaiknya perkuat latihannya dengan mengajarinya berjalan di tanjakan dan tanjakan yang landai, seperti tanjakan naik turun yang tidak curam. Turuni lereng atau tangga. Anda juga bisa melatih mereka berjalan di tanah yang tidak rata. Latihan ini membantu merangsang koordinasi, keseimbangan, dan kekuatan pada kaki dan tungkai. 5. Hindari penggunaan alat bantu jalan Meskipun penggunaan alat bantu jalan terlihat aman dan efektif dalam membantu anak Anda cepat belajar berjalan mandiri, penggunaan alat bantu jalan dapat menimbulkan dampak yang lebih negatif bagi anak kecil, seperti terjatuh dan cedera kepala. . Penggunaan baby walker juga berisiko memperlambat perkembangan motorik dan bisa menghambat perkembangan tulang belakang sehingga bisa memengaruhi keseimbangan dan postur bayi di saat berdiri. Jika menggunakan baby walker, bayi justru akan lebih sering berdiri bahkan berjinjit dengan ujung jari kaki, yang mengakibatkan otot tegang dan mengajarkan bayi untuk berjalan terhadap ujung jari kaki. Penggunaan baby walker justru bisa mengurangi keinginan si kecil untuk berjalan, Bun, karena dia merasa ada “alternatif” yang dapat membuatnya lebih sangat mudah tanpa menggunakan tenaga. Selain itu, penggunaan baby walker lama-lama juga bisa mengganggu kerja otot tungkai atas/paha dan pinggul si anak. Padahal, tungkai atas dan pinggul sangat penting untuk dia dapat berjalan dengan sangat seimbang. 6. Pancing dengan mainan dalam jangkauannya Semakin sering seorang anak berdiri, semakin banyak kesempatan untuk berjalan lebih cepat. Salah satu cara mengajari anak berjalan lebih cepat adalah dengan meletakkan benda atau mainan kesukaannya beberapa langkah di depannya atau lebih tinggi. Misalnya, letakkan mainan di atas meja atau kursi dan “goda” dia untuk mengambilnya. Ibu bisa meletakkan mainan di meja atau kursi. Jika anak Anda dapat menjangkaunya, cobalah memungutnya dan memindahkan mainannya sedikit lebih jauh dan pada ketinggian yang sama. Dengan cara ini anak harus berjalan untuk meraih mainan tersebut. 7. Membiasakan duduk tanpa penyangga Salah satu tanda anak siap berjalan adalah perlunya tulang punggung yang lurus. Moms bisa melatih si kecil melakukan hal ini dengan membiasakannya duduk tanpa penyangga. Coba letakkan anak Anda di lantai daripada bersandar di dinding. Cara ini memungkinkannya untuk duduk lebih tegak dan kemudian belajar berjalan dengan lebih mudah.

8. Jangan terlalu sering menggendong anak kecil.
Menggendong anak kecil mungkin merupakan ungkapan kasih sayang seorang ibu. Namun jika dibiarkan, mereka akan menjadi terlalu nyaman dan malas untuk berjalan sendiri. Untuk itu, cobalah kurangi jumlah waktu yang Anda habiskan untuk memeluk anak.

Jelaskan bahwa jika dia merengek, ibu akan turun tangan dan membantunya berjalan. Selain itu, menggendong bayi terlalu lama dapat menyebabkan pertumbuhan tulang dan otot menjadi kurang optimal.

Oleh karena itu, agar anak Anda dapat berlari lebih cepat, yang terpenting adalah mengurangi lamanya waktu Anda menggendong anak Anda.

9. Mempersiapkan tempat untuk bereksplorasi
Saat pertama kali mengajari anak berjalan, wajar jika para ibu khawatir si kecil terjatuh atau tersandung. Persiapkan tempat yang aman di rumah Anda untuk anak Anda berolahraga agar ia belajar berjalan dengan nyaman dan Anda tidak takut.

Misalnya, pasang karpet busa yang tidak terlalu keras dan tidak terlalu empuk agar Anda dapat berjalan dengan nyaman dan terhindar dari cedera jika terjatuh. Singkirkan juga barang-barang yang dapat membatasi pergerakan anak Anda, seperti: Contoh: meja, kursi, barang pecah belah, kabel listrik.

Jika perlu, batasi akses anak-anak dengan menutup pintu atau memasang pagar khusus bayi di ujung tangga (bila ada). Ketinggian gerbang harus lebih tinggi dari tinggi badan anak Anda agar mereka tidak dapat melangkahinya.

Untuk mencegah anak-anak terluka saat mencoba memanjat furnitur, lindungi ujung furnitur dengan karet pelindung (potongan bulat) yang bisa dibeli di toko furnitur.

10. Latihan Mendorong
Ibu-ibu, mohon ajarkan anak anda cara berjalan yang menyenangkan. Salah satu cara para ibu menyiasatinya adalah dengan mengubah latihan menjadi permainan yang mengasyikkan.

Misalnya menggunakan mainan yang dapat didorong seperti kursi plastik atau truk, mobil, atau gerobak yang dapat ditarik dengan tali sebagai alat latihan lari. Ajaklah anak Anda berlatih mendorong kursi sambil berjalan.

Cara mengajar anak berjalan cepat ini efektif meningkatkan semangat dan keberanian anak untuk berpindah tempat ke tempat lain dengan kakinya sendiri.

Namun, sebaiknya para ibu tetap mewaspadai anak kecil karena mereka bisa tersandung, terjatuh, atau tersandung saat mengejan.

11. Jangan paksa anak berlari cepat.
Hal yang sama pentingnya adalah tidak menetapkan sasaran pada kemampuan berjalan seorang anak. Hal ini disebabkan karena anak mempunyai kemampuan tumbuh kembang yang berbeda-beda. Ajari anak Anda cara berjalan cepat dan hindari berbicara terlalu keras dan membuat anak lelah dan stres.

Senin, 20 November 2023

Penyebab mastitis dan cara mencegah


Apa itu mastitis? Ada beberapa faktor resiko yang dapat memicu terjadinya mastitis, contoh lain: Kebiasaan
Kebiasaan merokok. Kandungan yang beracun terhadap rokok dapat merusak jaringan payudara sehingga memicu kondisi ini.
Iritasi pada puting. Hal ini dapat terjadi akibat piercing sehingga penyakit kulit, semacam eczema.
Memiliki implan payudara.
Salah mencabut atau mencabut bulu halus di sekitar dada.
Waktu memerah susu selama menyusui berkurang.
Selain itu, terdapat kelompok yang berisiko terkena mastitis, yaitu ibu menyusui. 4.444 orang mengalami luka di bagian puting dan dada.
Menyusui hanya dengan satu payudara. 4.444 wanita mengenakan pakaian dalam (bra) yang terlalu ketat.
memiliki riwayat mastitis.
Lelah.

Gejala Mastitis
Gejala mastitis berbeda-beda pada setiap wanita. Namun mastitis umumnya menyebabkan pembengkakan payudara. Bagaimana sakitnya mastitis? Gejala lain yang harus diperhatikan adalah: Payudara bengkak.
Dadaku terasa hangat.
Benjolan keras di payudara.
Kulit dada menjadi kemerahan.
Nyeri dari bagian payudara hingga bawah ketiak.
Luka atau iritasi pada bagian puting.
Demam.
Nyeri sendi.
Kelelahan.

Gejala-gejala ini sebaiknya tidak diabaikan. Silakan segera ke rumah sakit dan mendapat perawatan. Pelajari perbedaan kanker payudara dan mastitis pada artikel ini: Apa perbedaan gejala kanker payudara dan mastitis? Cara mendiagnosis mastitis
Ada berbagai cara yang dapat dilakukan dokter untuk mendiagnosis mastitis, antara lain: Anda dapat menggunakan. 1. Mencatat Riwayat Kesehatan
Untuk mendiagnosis kondisi ini, dokter biasanya menanyakan riwayat kesehatan ibu. Selama menyusui, dokter akan menanyakan apakah Anda memiliki masalah kesehatan. Untuk itu, ibu perlu mengwtahui beberapa keluhan kesehatan yang terkait terhadap kondisi mastitis. 2. Pemeriksaan fisik
Selain melakukan wawancara medis, dokter juga dapat melakukan pemeriksaan terhadap fisik. Dokter dapat memastikan keluhan kesehatan terkait dengan mastitis yang sedang kamu alami.
Namun, jika subjeknya adalah pria atau wanita yang tidak menyusui, dokter dapat melakukan tes tambahan. Tujuannya adalah untuk memastikan penghapusan penyakit berbahaya. Dapat dilakukan mamografi atau USG payudara. Biopsi sampel cairan tubuh, abses, atau jaringan dari area keluhan. Selain itu, dokter mungkin menyarankan pasien mastitis untuk menjalani pemeriksaan laboratorium. Dokter biasanya mengambil sampel cairan atau jaringan tubuh untuk melanjutkan pengujian.

Proses menyusui merupakan salah satu momen yang dialami seorang ibu setelah melahirkan seorang anak. Menyusui juga merupakan proses yang memperkuat ikatan emosional antara ibu dan anak.


Namun, berbagai masalah kesehatan dapat menghambat kelancaran proses menyusui. Salah satu contohnya adalah mastitis.


Apa itu mastitis dan apa penyebabnya? Mastitis adalah peradangan pada payudara yang terjadi saat ibu sedang menyusui. Jika tidak ditangani dengan baik, penyakit ini dapat memicu infeksi dan menimbulkan rasa tidak nyaman serta nyeri saat menyusui.


Mastitis adalah penyakit umum yang berhubungan dengan menyusui. Biasanya, kondisi ini bisa terjadi pada 1 hingga 3 bulan pertama masa menyusui.


Meski identik dengan penyakit ibu menyusui, ternyata penyakit mastitis bisa menyerang siapa saja, termasuk laki-laki. Namun, hal ini sangat jarang terjadi pada pria.



Penyebab Mastitis

Penyebab mastitis paling sering terjadi pada ibu menyusui, namun mastitis juga dapat terjadi pada wanita yang tidak menyusui.


Berikut penyebab mastitis yang perlu Anda ketahui:


1. Untuk Ibu Menyusui

Di bawah ini beberapa penyebab mastitis pada ibu menyusui.


Sekresi ASI berlebihan.

Stenosis saluran susu.

Posisi mulut bayi salah saat menyusu.

Aku menyusui hanya dengan satu payudara.

Proses menyusui belum selesai atau payudara belum kosong.

Putingku sakit.

2. Pada kelompok orang yang tidak menyusui

Selain ibu menyusui, mastitis juga dapat dialami oleh pria atau wanita yang sedang tidak menyusui. Namun, meskipun begitu, risiko ini sangat kecil terjadi pada kelompok tersebut. Beberapa faktor pemicunya, seperti:


Cedera payudara.

Terkena infeksi bakteri di karenakan adanya luka terbuka terhadap area payudara.

Memiliki imun tubuh yang rendah.

Melakukan tindikan pada bagian payudara atau puting.

Lalu, apakah implan payudara dapat memicu mastitis terhadap kelompok yang tidak menyusui? Faktor ini bisa terjadi, tetapi sangatlah kecil kemungkinannya.


Faktor Risiko Mastitis


3. Tes tambahan Dapat dilakukan mamografi atau USG payudara. Biopsi sampel cairan tubuh, abses, atau jaringan dari area keluhan. Selain itu, dokter mungkin menyarankan pasien mastitis untuk menjalani pemeriksaan laboratorium. Dokter biasanya mengambil sampel cairan atau jaringan tubuh untuk melanjutkan pengujian. Cara Mengobati Mastitis Anda perlu mengetahui cara mengobati mastitis yang benar. Apa yang harus saya lakukan jika terjadi mastitis? Pengobatan terbaik untuk mastitis adalah dengan mengurangi peradangan dan mencegah infeksi pada ambing. Untuk meningkatkan kesehatan Anda, berhati-hatilah untuk tidak memijat payudara Anda secara sembarangan atau memberikan kompres panas. Perawatan dapat mencakup: 1. Ikuti proses menyusui yang benar. Bagi ibu menyusui, pemberian ASI pada minggu pertama kehidupannya merupakan solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut. Untuk meredakan nyeri, ibu dapat memberikan kompres dingin pada payudara sebelum menyusui. Segera setelah menyusui, ibu juga dapat memeras ASI dengan menggunakan pompa payudara steril. Untuk mengurangi risiko peradangan, tingkatkan frekuensi pompa Anda. 2. Kompres payudara dengan air dingin. Mastitis menyebabkan pembengkakan dan peradangan pada payudara sehingga menimbulkan nyeri. Untuk meringankan ketidaknyamanan ini, berikan kompres dingin ke dada Anda. Anda bisa menggunakan kain yang sudah disterilkan dan didinginkan, atau Anda bisa menggunakan bahan tradisional seperti kubis dingin. Kompres payudara yang sakit selama 20 menit tiga kali sehari. Menurunkan suhu mengurangi peradangan dan pembengkakan, sehingga mengurangi rasa sakit. 3. Mengonsumsi obat-obatan Namun bila gejalanya berat, diperlukan penanganan medis sebagai berikut. Antibiotik. Obat ini dapat mengatasi mastitis akibat infeksi bakteri. Selalu konsumsi antibiotik sesuai anjuran dan resep dokter. Ibuprofen. Obat ini mengurangi demam, nyeri, dan bengkak yang berhubungan dengan mastitis. Asetaminofen. Obat ini juga dapat digunakan untuk menghilangkan rasa sakit dan menurunkan demam. 4. Pastikan tubuh terhidrasi dengan baik. Selama mastitis, ibu hamil harus minum cukup air agar tubuhnya tetap terhidrasi dengan baik. Cairan tubuh yang cukup memungkinkan pemberian ASI lebih optimal. Selama proses menyusui ini, mungkin terjadi penyumbatan atau penumpukan ASI pada saluran susu di dalam payudara. Hal ini dapat memperbaiki gejala. 5. Cara Lain Mengatasi Mastitis Anda juga bisa melakukan cara sederhana lainnya di rumah seperti: Kenakan pakaian dalam (bra) yang longgar dan nyaman. Memenuhi kebutuhan istirahat. Mengonsumsi makanan bergizi yang bervariasi, terutama vitamin C.


Komplikasi Mastitis Apakah penyakit mastitis itu berbahaya? Gangguan yang tidak diatasi bisa memicu berbagai macam komplikasi terhadap kesehatan, seperti: 1. Abses payudara Jika kondisi ini tidak segera diatasi, maka infeksi dapat berkembang menjadi abses. Abses payudara adalah kantung yang berisi nanah di dalam jaringan payudara yang dapat menyebabkan rasa nyeri, pembengkakan, dan peradangan yang parah. 2. Infeksi Darah (Sepsis) Bila infeksi menyebar dari dada ke aliran darah, maka dapat menyebabkan kondisi serius yang disebut sepsis. Sepsis adalah kondisi yang mengancam jiwa yang memerlukan pengobatan segera. 3. Gangguan Laktasi Kondisi ini dapat mempengaruhi produksi dan aliran ASI serta menyulitkan ibu menyusui untuk menyusui. Payudara nyeri dan bengkak dapat membuat proses menyusui menjadi tidak nyaman. 4. Ektasia duktal 

Mastitis kronis atau berulang dapat menyebabkan ektasia duktal, yaitu saluran susu yang membawa susu menyempit dan melebar. Hal ini dapat menyebabkan nyeri dan keluarnya cairan dari puting. 5. Pembentukan Fistula Dalam kasus yang jarang terjadi, jika abses payudara tidak diobati, dapat terbentuk fistula, yaitu hubungan abnormal antara saluran susu dan kulit atau jaringan di sekitarnya. 6. Gangguan psikologis Kondisi ini dapat menyebabkan stres, kecemasan, atau depresi pada ibu menyusui karena rasa sakit dan ketidaknyamanan yang dialami. Cara Mencegah Mastitis Ada beberapa cara untuk mencegah mastitis terhadap ibu hamil, antara lain: Menjaga kebersihan area payudara dan puting. terutama ibu menyusui, tingkatkan frekuensi pumping dan menyusui. Pastikan ibu menjalankan proses menyusui yang tepat. Pastikan bayi Anda menyusu dengan posisi menggendong yang benar. Pastikan Anda berada pada posisi yang nyaman saat menyusui. Tingkatkan asupan cairan Anda. Jangan menunda pemberian ASI atau pemompaan. Selalu mengosongkan payudara setelah menyusui. Cobalah menyusui pada minggu pertama. Simak cara mencegah mastitis lainnya di artikel ini: Moms, 10 cara efektif mencegah mastitis saat menyusui. Kapan saya harus ke dokter Mastitis biasanya membaik dalam waktu 10 sampai 14 hari. Namun jika gejala kesehatan Anda tidak kunjung membaik, sebaiknya segera pergi ke penyedia layanan kesehatan atau rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Kesehatan anak

10 Cara menerapkan feedeng rules

Pengertian feeding rules  Aturan Gizi merupakan aturan dasar yang dikembangkan oleh IDAI untuk gizi yang baik pada anak pasca pemberian ASI ...

KESEHATAN ANAK